Entah untuk keberapa kalinya...
Duduk sendiri di sisi kiri kursi bis yang sepi. Menerawang seperti mencari sesuatu yang tak pernah Tuhan ciptakan. Menatap kerlip lampu jalanan, bahkan sesekali menangkap sosok yang mungkin hanya ilusi-ku---tapi bukan tak mungkin ia benar-benar ada. Yang ada tak mesti kasat mata, kan? Seperti... pernahkah kau dapati O2 dalam entitas yang nyata?
Tanpa ragu aku
membiarkan ia berlarian di labirin
imajinasiku.
Menuntunnya masuk ke dalam otakku yang tak lelah menyusuri
tiap jengkal kenangan. Ah iya, apa hari kemarin sudah termasuk kenangan? Apapun itu, sesuatu
yang menyenangkan selalu kusimpan.
Terlebih kemarin malam.
Diam-diam mataku tak henti mencuri arti gelagat mereka, berusaha membaca
keadaan, tapi tetap larut dalam gelak tawa yang sudah sejak lama tak kudengar.
Dengan sedikit terbata, hatiku
menerka-nerka “Sebenarnya siapa mereka?”.
*****
Rachel...