February 15, 2016

Belum Ma(mp)u

 
Akhir-akhir ini langit seringkali tampak cantik. Kalau ada yang bilang menatap langit seperti menatap cermin, aku kurang setuju. Pasalnya, segelap apapun awan di langit, tetap saja tampak menarik. Sementara menatap cermin (?) --- bahkan ketika aku mati-matian melukis paras tetap saja terlihat , emm apa ya?! Eh, kok gak bersyukur.
 
Akhir-akhir ini juga, ada perasaan aneh terselip disetiap lamunanku. Seperti bait-bait sajak penuh metafora. Sulit kuartikan perkata. Sulit kuceritakan pada siapapun termasuk kamu, yang jelas kata pertama sepertinya berarti "aku terlalu takut" ---kehilanganmu.
 
 
Aku mulai faham langkahku sedikit salah arah, mungkin benar-benar salah. Terlebih setelah melihat banyak teman-temanmu berubah begitu baik, ke arah-Nya. Tapi sungguh, muskil sekali berbalik, atau menuju arah yang tepat. Sekali lagi, aku takut. 
 
 
Aku terlalu takut untuk memulai membiasakan hal-hal yang benar. Maksudku, yang seharusnya. Mungkin karena aku terlalu "mem-benarkan" kebiasaan. Atau mungkin aku takut memulainya sendirian. Emmm, jadi.... maksudku.... maukah kamu...?

February 11, 2016

Summary January

 
 
Kala itu, dari sini, akhir januari tampak lembab. Aku terjembab di ujung kalimat :
 
"Bahagiamu mahal sekali, sampai langit harus menangis."
 
Image result for hujan
 
Aku sempat berkerut kening, hingga :
 
Bahkan jika benar-benar mahal, bukankah bahagia itu sederhana?
 
Sederhana, sesuai selera.
 
Lantas, boleh aku berbisik : mungkin seleraku memang mahal?!