October 12, 2015

R.A.S.U.K


Dear 'Teh Risa', saya izin re-type sedikit karya-mu.
I don't even know, kenapa suka banget sama prolog ini...
I do feel every phrases, bahkan mungkin tiap syllable-nya.

Prolog

Dari sekian banyak garis hidup manusia yang Kau gambarkan, mengapa harus garis hidupku yang Kau buat berliku? Mengapa tak Kau buat lurus saja? Mungkin tanganMu tak akan terlalu pegal jika dibandingkan harus membuat garis-garis itu jadi sembarang.

Hidupku begitu semrawut! Aku kerapkali mengutuknya. Kau pasti bosan mendengar hatiku menjerit mencakar setiap relung dalam benak. Mereka bilang Kau pasti mendengarnya. Betul begitu?